Blogger Widgets

Jumat, 23 Januari 2015

microteacing

BAB II
PEMBAHASAN
ISPA
2.1 Definisi
Infeksi saluran p[ernafasan atas (ISPA) merupakanpenyakit utama penyebab kematian bayi dan sering menempati urutan pertama angka kesakitan balita. Penanganan dini terhadap penyakit ISPA terbukti dapat menurunkan kematian. Pengertian ispa adalah saluran penyakit pernafasan atas dengan perhatian khusus pada radang paru (pneumonia), dan bukan penyakit telinga dan tenggorokan  (firdaus j. Kunoli, 2012).
Infeksi saluran pernafasan atas adalah infeksi yang terutama mengenai struktur saluran pernafasan di atas laring, tapi kebanyakan, penyakit ini mengenai bagian saluran pernafasan atas dan bawah secara simultan atau berurutan (Nelson Vol. 2 Edisi 15, 2000).
Istilah ispa yang merupaka singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut diperkenalkan pada tahun 1984. Istilah ini merupakan padanan dari  istilah inggris acute respiratory infections. Ispa atau infeksi saluran pernafasan akut adalah suatu kelompok penyakit yang menyerang saluran pernafasan (Anik Maryunani, 2010).
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan ;mulai dari rongga hidung sampai alveoli beserta organ adneksanya (sinus, rongga telinga dan pleura) yang disebabkan oleh mikroorganisme yang berlangsung selama 14 hari ditandai dengan batuk pilek, sakit tenggorokan disertai dengan demam atau tidak (Rasmaliah, 2004).
Menurut Depkes RI (1998) istilah ISPA mengandun 3 unsur, yaitu infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Pengertian atau batasan masing-masing unsur adalah sebagai berikut :
1.       Yang dimaksud dengan infeksi adalah masuknya kuman atau mikriorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2.      Yang dimaksud dengan saluran pernafasan adalah organ yang mulai dari hidung alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Dengan demikian ISPA secara anatomis mencakup seluruh pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernafasan. Dengan batasan ini maka jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory tract).
3.       Yang dimaksud dengan infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari ini diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari (Depkes. RI, 1998 : 3 dan 4).
4.       Saluran pernafasan pada manusia adalah alat-alat tubuh yang dipergunakan untuk bernafas yaitu mulai dari hidung, hulu kerongkongan, tenggorokan, batang tenggorokan sampai ke paru-paru.
5.       Penyakit yang akut artinya penyakit yang berlangsung tidak lebih dari 14 hari (Depkes, RI, 1985 : 1).
Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu keadaan dimana kuman penyakit berhasil menyerang alat-alat tubuh yang dipergunaksn untuk bernafas yaitu mulai dari hidung, hulu kerongkongan, tenggorokan, batang tenggorokan sampai ke paru-paru, dan berlangsung tidak lebih dari 14 hari.
2.2 Etiologi
Bakteri                   :diplococcus  pneumonia, streptococcus pyogenes staphylococcus aureus, hemophilus influenza, dan lain lain.
Virus                       :influenza, adenovirus, sitomegagalovirus.
Jamur                     :aspergilus sp. Gandida albicans histoplasm, dan lain lain.
Aspirasi                 :makanan, asap kendaraan bermotor, bbm (bahan bakar minyak) tanah, cairan annion pada saat lahir, benda asing (biji-bijian, mainan plastik kecil, dan lain lain.).
2.3 Manifestasi Klinis
1.       Nafas cepat bila anak usia.
2.       Penentuan adanya bahaya : bila terdapat satu atau lebihgejala dibawah ini berarti ada tanda bahaya.
a.       Tidak bisa minum
b.       Kejang
c.        Kesadaran menurun
d.       Stridor
e.       Gizi buruk
f.         Demam atau dingin (khusus untuk bayi berusia < 2 bulan)
2.4  Klasifikasi
            Program pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasikan ISPA sebagai berikut :
1.       Pneumonia berat :ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam (chest indrawing)
2.       Pneumonia :ditandai secara klinis oleh adanya nafas cepat.
3.       Bukan pneumonia :ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa nafas cepat.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dibuat suatu klasifikasi penyakit ISPA. Klasifikasi ini dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun.
Untuk golongan umur kuran 2 bulan ada 2 klasifikasi penyakit yaitu :
1.       Pneumonia berada : diisolasi dari cacing tanah oleh Ruiz dan kuat dinding  pada bagian bawah atau nafas cepat. Batas nafas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan yaitu 60 kali per menit atau lebih.
2.       Bukan pneumonia : batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau nafas cepat.
Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu :
1.       Pneumonia berat : bila disertai nafas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik nafas (pada saat diperiksa anak harus dalam keadaan tenang tidak menangis atau meronta).
2.       Pneumonia : bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 2-12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 1-4 tahun adalah 40 kali per menit atau lebih.
3.       Bukan pneumonia : batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada nafas cepat (rasmaliah,2004).
2.5 Komplikasi
Penyakit ini sebenarnya merupakan self limited disease, yang sembuh sendiri 5-6 hari jika tidak terjadi invasi kuman lainnya. Komplikasi yang dapat terjadi adalah sinusitis paranasal, penutupan tuba euthacii dan penyebaran infeksi.
a.       Sinusitis paranasal
Komplikasi ini hanya terjadi pada nak besar karena pada bayi dan anak kecil sinus paranasal belum tumbuh. Gejala umum tampak lebih besar, nyeri kepala bertambah, rasa nyeri dan nyeri tekan biasanya didaerah sinus frontalis dan maksilaris. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan foto rontgen dan transiluminasi pada anak besar. Proses sinusitis sering menjadi kronik dengan gejala malaise, cepat lelah dan sukar berkonsentrasi (pada anak besar). Kdang-kadang disertai sumbatan hidung, nyeri kepala hilang timbul, bersin yang terus menerus disertai scret purulen dapat unilateral ataupun bilateral. Bila didapatkan pernafasan mulut yang menetap dan rangsang faring atau yang menetap tanpa sebab yang jelas perlu yang dipikirkan terjadinya komplikasi sinusitis. Sinusitis paranasal ini dapat diobati dengan memberikan antibiotik.
b.       Penutupan tuba eusthacii
Tuba eusthacii yang buntu memberi gejala tuli dan infeksi dapat menembus langsung kedaerah telinga tengah dan meyebabkan otitis media akut (OMA). Gejala OMA pada anak kecil dan bayi dapat disertai suhu badan yang tinggi (hiperpireksia) kadang menyebabkan kejang demam.
Anak sangat gelisah, terlihat nyeri bila kepala digoyangkan atau memegang telinganya yang nyeri (pada bayi juga dapat diketahui dengan menekan telinga nya dan biasanya bayi akan menangis keras). Kadang-kadang hanya ditemui gejala demam, gelisah, juga disertai muntah atau diare. Karena bayi yang menderita batuk pilek sering menderita infeksi pada telinga tengah sehingga meyebabkan terjadinya OMA dan sering menyebabkan kejang demam, maka bayi perlu dikonsul kebagian THT. Biasanya bayi dilakukan persentesis jika setelah 48-72 jam diberikan antibiotik keadaan tidak membaik. Persentesis  (penusukan selaput telinga) dimaksudkan mencegah membran timpani pecah sendiri dan terjadi otitis media perforata (OMP).
2.6 Penatalaksanaan
            Pengobatan pada ispa :
1.       Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik melalui jalan infus, diberi oksigen dan sebagainya.
2.       Pneumonia : di beri obat antibiotik melalui mulut, pilihan obatnya kotrimoksasol. Jika terjadi alergi /tidak cocok dapat diberikan  amoksilin, penisilin, ampisilin.
3.       Bukan pneumonia : tanpa memberikan antibiotik. Diberikan perawatan dirumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu paracetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcus dan harus diberi antibiotik selama 10 hari.

               
SUMBER PUSTAKA


1.       Kunoli, Firdaus J. 2012. Asuhan Keperawatan Penyakit Tropis. Jakarta: Trans Info Media.
2.       Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media.
3.       Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Vol 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
4.       Muchlisin riadi. 2013. Infeksi saluran pernafasan akut. (online) http://www.kajianpustaka.com/2013/07/infeksi-saluran-pernafasan-akut-ispa.html. Diakses : 21 desember 2014.
5.       Said fuad bachsin. 2008. Infeksi saluran pernafasan akut (ispa). (online) https://fuadbahsin.wordpress.com/2008/12/25/infeksi-saluran-pernafasan-akut-ispa/. Diakses : 21 desember 2014.












                                                                                                          



Tidak ada komentar:

Posting Komentar